Senin, 29 Maret 2010

sifat fisik tanah

Cara Efektif Menguji Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah merupakan faktor vital yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian, saat ini petani belum memiliki pedoman khusus untuk mengetahui apakah suatu tanah masih subur atau tidak. Untuk itu dengan beberapa pengujian yang dapat dilakukan pada uraian ini setidaknya dapat menjadi sebuah pedoman sementara untuk mengindikasikan tingkat kesuburan suatu lahan sebelum alat test kesuburan tanah tersebut dapat diadopsi.
Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.

Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang terkandung didalamnya pun sedikit demi sedikit akan berkurang.
Tanah yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman


Hilang atau berkurangnya kandungan unsur dalam tanah yang disebabkan penanaman yang terus menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi miskin. Bila hal itu kita biarkan maka tanaman yang kita budidayakan di tanah tersebut tidak akan tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Akhirnya pendapatan yang kita terima pun menjadi berkurang. Meskipun kesuburan tanah bukan satu-satunya hal yang mutlak harus dipenuhi, namun tanah yang subur merupakan elemen penting yang turut menunjang keberhasilan dalam usahatani. Dengan pertimbangan seperti itulah pengujian atau evaluasi kesuburan tanah tempat kita menanam mutlak dilakukan. Hal ini bukan saja untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah kita namun juga sebagai acuan/patokan akan dosis pupuk yang harus diberikan agar optimal. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kesuburan suatu tanah diantaranya : (1) melihat citra tanaman di lapangan , (2) uji tanaman, (3) uji biologi dan (4) uji tanah.Grafik pengaruh dosis pupuk Kalium terhadap produksi jagung pada tanah yang memiliki kadar K rendah dan sedang



Citra Tanaman di Lapang
Penilaian kesuburan tanah berdasarkan citra tanaman di lapang dapat dilakukan dengan melihat langsung (visual) dari penampakan pertumbuhan tanaman yang abnormal di lapangan. Kelainan pertumbuhan ini dapat disebabkan oleh karena kekurangan beberapa unsur hara, dapat juga disebabkan oleh kelebihan unsur hara (keracunan) dalam tanah. Penggunan alat penolong berupa gambar (foto) berwarna akan sangat membantu untuk pengenalan tanaman sehat atau tanaman tersebut terhadap tanaman pengganggu kahat suatu unsur hara. Gejala kahat unsur hara dapat berupa : a) terhambatnya pertumbuhan tanaman, b)kelainan dalam warna daun tanaman, kahat N ; daun kuning membentuk huruf V, kahat phospat ditandai dengan daun kuning keputihan, kahat Fe tepi daun berwarna ungu kemerahan, c) nekrosis (matinya jaringan) misalnya keringnya pinggiran daun pada tanaman kedelai akibat kekurangan kalium dan yang terakhir d) bentuk yang abnormal dari bagian-bagian tanaman.

Uji tanaman
Uji tanaman ini didasarkan pada anggapan/asumsi bahwa unsur hara di dalam tanaman berhubungan dengan unsur hara di dalam tanah. Dari hasil uji tanamandidapat kadar dari unsur hara dalam tanah, dimana hal ini dapat digunakan sebagai dasar atau patokan untuk menilai kesuburan tanah. Kadar tersebut kemungkinan berada pada suatu titik yang kritis, dimana telah diperlukan pemupukan. Misalnya kadar phospor sekitar 0.3 % dalam daun jagung yang berada di bawah tongkol terbawah adalah berada pada titik kritis.

Uji biologi
Uji biologi terhadap kesuburan tanah dapat dilakukan sebagai berikut : 1) percobaan di lapangan, 2) percobaan Green house dan 3) percobaan mikrobiologi. Percobaan lapangan merupakan percobaan yang dilakukan dengan sejumlah perlakuan pemupukan dengan beberapa ualangan serta menggunakan tanaman indikator. Percobaan green house yaitu percobaan pengujian tanah dengan menggunakan sejumlah tertentu tanah dalam pot dengan menggunakan tanaman tertentu sebagai indikator. Sedangkan percobaan mikrobiologi didasarkan atas asumsi bahwa adanya beberapa jenis mikroorganisme tanah mempunyai kelakuan hampir sama dengan tumbuhan tingkat tinggi, selanjutnya mikroorganisme tersebut sensitif terhadap kekurangan unsur hara. Sebagai contoh Azotobacter dimana tumbuha ini akan terhambat pertumbuhan maupun perkem-bangannya bila dalam keadaan tanah kekurangan unsur Kalium, Phospor dan Kalsium.

Salah satu cara pengujian tanah adalah dengan melihat gejala kerusakan yang terjadi pada tanah. Berikut adalah photo gejala kerusakan pada tanaman yang terkait dengan unsur hara searah jarum jam. (1)Gejala kekurangan N pada tanaman kacang, (2) Gejala kekurangan P pada tanaman kentang, (3) dan (4) gejala kelebihan unsur N pada sorgum,(5)Kekurangan Potasium (K) pada tanaman jagung


Uji Tanah
Uji tanah adalah berdasarkan konsep bahwa tanaman akan memberikan respon/ reaksi terhadap pemebrian pemupukan dimana bila kadar hara tersebut kurang atau jumlah yang tersedia tidak cukup untuk pertumbuhan tanaman yang normal. Sebagai contoh adalah jumlah Kalium yang dapat dipertukarkan merupakan indikasi dari Kalium tersedia untuk tanaman. Semakin tinggi jumlah dari kalium yang dapat dipertukarkan dalam tanah, semakin berkurang respon tanaman tersebut terhadap pemupukan Kalium. Keadaan ini dapat digambarkan dalam gambar sebagai berikut:
Saat ini ada dua jenis uji tanah yang sering dikembangkan sehubungan dengan status unsur hara dalam tanah yaitu : (1) Uji total, adalah mengetahui total unsur yang terdapat dalam tanah dengan tidak memandang bentuk dan tingkat ketersediaan sesuatu unsur hara untuk tanaman (2) Uji partial adalah memberikan keterangan mengenai tingkat ketersediaan sesuatu unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
Dalam uji tanah ini sangat diperlukan seseorang yang benar-benar ahli dan berpengalaman serta terlatih secara tehnis dan sepenuhnya mengerti prinsip-prinsipilmiah yang mendasari prosedur lapangan umum.

SIFAT FISIK TANAH

A. WARNA TANAH

Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief, 1979).

Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga mineralogi tanah (Thompson dan Troen, 1978).

Mineral-mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan berwarna agak terang (light). Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu berwarna agak kelabu terang, jika terdiri dari mineral-mineral serupa itu yang sedikit mengalami perubahan kimiawi.

Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari bahan organik yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan organik di dalam tanah diestimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam tanah akan mengahsilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.

B. TEKSTUR

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986).

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra, 1988).

Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar.

Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau kelompok-kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi kimianya, warna, berat atau sifat lainnya. Kelompok partikel ini pula disebut dengan “separate tanah”. Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah itu dipisahkan disebut analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986).

Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan kecepatan air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986).

C. STRUKTUR

Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.

Tipe struktur terdapat empat bentuk utamanya yaitu :

a. bentuk lempung

b. bentuk prisma

c. bentuk gumpal

d. bentuk spheroidel atau bulat

Keempat bentuk utama di atas akhirnya menghasilkan tujuh tipe struktur tanah. Suatu pengertian tentang sebab-sebab perkembangan struktur di dalam tanah perlu diperhatikan, karena sturktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat berubah karena pengelolaan tanah.

Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikel-partikel tanah mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini kadang-kadang sampai ke tahap perkembangan struktural yang mantap.

Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi pertanian (Hakim et al., 1986).

D. KADAR AIR

Menurut Hakim et al (1986), metode umum yang biasa dipakai untuk menentukan jumlah air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah yang lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan lembab sering bergejolak dengan keadaan air.

Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim juga berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman (Hanafiah, 2005).

E. BULK DENSITY (KERAPATAN ISI)

Kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven, biasanya ditetapkan dalam g/cc (Hakim et al, 1986). Menurut Hardjowigeno (1987), bulk density dapat digunakan untuk menghitung ruang pori total dengan dasar bahwa kerapatan zarah tanah adalah 2,65 g/cc. Metode penentuan bulk density yang paling sering digunakan adalah dengan ring sampel atau metode clod gumpalan tanah yang dicelupkan ke dalam cairan plastik yang kemudian ditimbang dan di dalam air untuk mengetahui berat dan volume dari clod gumpalan isi.

Ditambahkan oleh Hanafiah (2005), bahwa nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekas

Cabai merah hot beauty

Cabai merah hot beauty merupakan salah satu sayuran hibrida dengan
cita rasa paling pedas di antara jenis hibrida lainnya (Nawangsih, Imdad &
Wahyudi, 2003). Cabai banyak dibutuhkan terutama sebagai bahan penyedap
serta pelengkap berbagai menu masakan. Penggunaan pupuk organik salah
satunya yaitu pupuk hayati mikoriza dalam penanaman cabai merupakan
terobosan baru di bidang pertanian. Peran utama mikoriza yaitu mampu
mentranslokasikan fosfor dari tanah ke dalam tanaman dengan membentuk hifa
yang tumbuh pada akar tanaman dan berfungsi sebagai perluasan permukaan
serapan akar, sehingga pertumbuhan tanaman bermikoriza lebih baik
dibandingkan tanaman tanpa mikoriza. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati mikoriza terhadap pertumbuhan
tanaman cabai merah var. hot beauty.
Penelitian tentang “pengaruh pemberian pupuk hayati mikoriza terhadap
pertumbuhan tanaman cabai merah” dilakukan pada tanggal 13 Juli 2004 sampai
dengan 07 September 2004. Tanaman percobaan yang digunakan adalah 25
tanaman cabai merah var. hot beauty. Rancangan penelitian yang digunakan
yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan mikoriza terdiri dari tanpa
pemberian pupuk hayati mikoriza (K0) dan dosis pupuk hayati mikoriza terdiri
dari 4 gr (K1), 5 gr (K2), 6 gr (K3) dan 7 gr (K4). Parameter pertumbuhan
meliputi tinggi tanaman (cm), berat basah pucuk (gr), berat basah akar (gr),
panjang akar (cm), jumlah akar sebagai data utama. Dan data pendukung yaitu
persentase infeksi mikoriza pada akar dan kandungan P daun. Data dianalisis
menggunakan Analisis Varian (ANAVA) satu faktor, dilanjutkan dengan uji Beda
Nyata Terkecil (BNT) 5%.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pengaruh pemberian pupuk hayati
mikoriza terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah berbeda nyata, pada
parameter berat basah pucuk (gr), berat basah akar (gr) dan panjang akar (cm),
sedangkan pada tinggi tanaman (cm) dan jumlah akar tidak berbeda nyata.
Pengaruh pemberian pupuk hayati mikoriza terhadap infeksi mikoriza pada akar
berbeda nyata. Berdasarkan hasil uji BNT 5% pada penelitian ini ditunjukkan
bahwa dosis 7 gr pupuk hayati mikoriza/pot, berbeda nyata pada berat basah
pucuk (gr), berat basah akar (gr), panjang akar (cm) dan persentase infeksi
mikoriza pada akar.
Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian pupuk hayati mikoriza
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah var. hot beauty yaitu
meningkatkan berat basah pucuk (gr), berat basah akar (gr) dan panjang akar
(cm). Serta berpengaruh dalam meningkatkan persentase infeksi mikoriza pada
akar. Dari hasil penelitian maka disarankan menggunakan pupuk hayati mikoriza
untuk menanam cabai merah var. hot beauty dengan dosis 7 gr/pot.

pupuk urea,PUPUK SP 36

Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.

Kegunaan pupuk Urea

Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
Menambah kandungan protein tanaman
Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan

Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen
Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan
Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas
Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya.



PUPUK SP 36 (SNI 02-3769-2005)

Spesifikasi
Kadar P2O5 total minimal 36%
Kadar P2O5 larut Asam Sitrat minimal 34%
Kadar P2O5 larut dalam air minimal 30%
Kadar air maksimal 5%
Kadar Asam Bebas sebagai H3PO4 maksimal 6%
Bentuk butiran
Warna abu-abu
Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk SP 36
Tidak higroskopis
Mudah larut dalam air
Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman
Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik
Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji
Mempercepat panen
Memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah/biji
Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
Cara penggunaan pupuk SP 36
Untuk tanaman semusim, pupuk SP 36 sebaiknya digunakan sebagai pupuk dasar. Sedangkan untuk tanaman tahunan diberikan pada awal atau akhir musim hujan atau segera setelah panen

Sabtu, 13 Maret 2010

galaksi kita

ALAM SEMESTA


  1. TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA

Pandangan para ahli tentang terbentuknya alam semesta :

  • Menurut orang Yunani Kuno

Orang Yunani pada zaman dahulu mengira bahwa langit itu sangat dekat dengan bumi, dan bumi sangat kecil dibandingkan dengan langit. Mereka mengira bumi diatur oleh Dewa, seperti Dewa Helios (Dewa Matahari) dan Dewa Zeus (Dewa Hujan dan Guntur).

  • Menurut Aristoteles

Seorang filsafat yang hidup sekitar 300 SM yang menerangkan bahwa peredaran Bulan, Venus, Mars dan planet-planet lain. Aristoteles berpendapat bahwa Matahari, planet dan bintang-bintang semua beredar mengelilingi Bumi.

  • Menurut Ptolomeus

Seorang ahli filsafat bangsa Yunani yang hidup 100 tahun setelah Aristoteles, Ptolomeus sampan menyusun teori baru mengenai cakrawala yang juga disebut Kosmos. Teorinya : benda-benda langit itu semua mengelilingi bumi. Teori ini disebut teori Geo Sentris.

  • Menurut Copernicus

Lahir di Toum-Polandia (1473-1543) anak seorang Uskup Katolik. Teorinya bahwa hanya bulan saja yang betul-betul mengelilingi bumi, sedangkan planet-planet lain tidak, tetapi semuanya mengelilingi Matahari.

  • Menurut Galileo Galilei

Hidup pada zaman setelah ditemukan Teleskop, tanggal 7 Januari 1610 dengan menggunakan teleskop menemukan Jupiter. Bukan hanya sebuah titik cahaya kecil, melainkan berupa sebuah bola besar dengan empat buah pengiringnya, dia juga membenarkan teori Copernicus.

  • Pandangan Masyarakat Modern

Dahulu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul alam semesta disebut Kosmogoni, sekarang oleh para ahli astronomi modern, kosmogoni yang mempelajari asal-usul dan evolusi alam semesta diperluas meliputi isi alam semesta dan organisasinya.

Melalui Kosmologi yang telah maju, dikemukakan teori-teori terjadinya alam semesta, dimana teori-teori itu dapat dikelompokkan menjadi tiga teori utama. Tahun 1940 diterangkan terjadinya alam semesta telah menggunakan asas yang sama bahwa alam semesta memuai.

  • Dua teori tentang terbentuknya alam semesta yaitu :

  1. Teori Ledakan

Suatu massa yang sangat besar yang terdapat di jagat raya dan mempunyai berat jenis yang sangat besar meledak. Massa yang meledak itu kemudian berserakan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan / inti ledakan.

  1. Teori Ekspansi dan Kontraksi

Teori ini berdasarkan adanya siklus dari alam semesta, yaitu massa ekspansi dan massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam jangka waktu 30.000 juta tahun.


  1. TEORI TERBENTUKNYA GALAKSI

Menurut Fowlet, kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu galaksi tidaklah seperti sekarang ini. Pada saat itu galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasa. Kabut gas hydrogen tersebut bergerak perlahan-lahan, berputar pada porosnya, sehingga berbentuk bulat.

Berdasarkan pengamatan, dapat dibedakan tiga macam galaksi :

  • galaksi berbentuk spiral (spiral galaxis) jumlah 80%.

  • galaksi berbentuk ellips (elliptical galaxis) jumlah 17%

  • galaksi berbentuk tak beraturan (irregular galaxis) jumlah 3%

  1. Galaksi Spiral (Spiral Galaxis)

Galaksi ini merupakan galaksi yang berstruktur paling sempurna, yang terdiri dari tiga bagian :

    1. pusat spiral galaksi yang terdiri dari gugusan bintang yang berbentuk bulat

    2. lingkaran yang membungkus pusat spiral

    3. piringan dengan lengan spiral


macam-macam galaksi spiral :
  1. Galaksi Bima Sakti

Galaksi ini pernah disebut Susunan Kapteyn. Kapteyn adalah seorang astronom yang mengemukakan bahwa matahari terdapat pada galaksi bima sakti ini.

  1. Galaksi Andromeda

Dengan mata telanjang, galaksi ini tampak seperti lilin dengan panjang 30 (garis tengan bulan) dan lebar 15. dengan teleskop kecil sudah dapat dilihat intinya, di tengah-tengah kabut dan bila menggunakan teleskop 100 inci yang telah dilakukan di Observatory Mounts Wilson, ternyata galaksi Andromeda berbentuk spiral biasa.

  1. Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin)

Berupa galaksi spiral pipih, kira-kira sejauh 13 juta tahun cahaya.

  1. Galaksi Roda Biru (Blue pin Wheel)

Galaksi yang bergangsing (berputar) di daerah Trianggulum, kira-kira sejauh 2 juta tahun cahaya.

  1. Galaksi Pusaran Air

Sebagai galaksi spiral yang terlentang dan didampingi oleh pengiring, yakni sebuah galaksi tidak teratur.

  1. Kabut Magellan (Magellanic Clouds)

Gugus bintang ini disebut kabut Magellan, karena ditemukan oleh Magellan pada tahun 1519, berupa galaksi-galaksi yang terletak di konstelasi Dorado dan Tucan.

  1. Galaksi Ellips (Elliptical Galaxis)

Galaksi ini meliputi jumlah 17% dari semua galaksi yang sudah diketahui, galaksi ini berbentuk ellips, merupakan bangunan yang sederhana karena hanya terdiri atas :

    1. pusat roda

    2. selubung yang membungkus pusat

  1. Galaksi tidak beraturan (Irregular Galaxis)

Galaksi ini berjumlah kurang dari 3% dari semua galaksi yang sudah ditemukan. Galaksi ini terlihat sebagai gumpalan datar atau onggokan bintang yang semakin menebal, sebagian menipis dalam batas-batas yang tidak jelas.


  1. BINTANG DAN RASI BINTANG

  • Bintang adalah benda langit yang mempunyai cahaya sendiri dan terdiri atas gas pijar. Kekuatan cahaya ditentukan berdasarkan magnitude (tingkat terang)

  • Rasi Bintang ialah kelompok bintang yang letaknya berdekatan atau ‘menempel’ di bola langit disebut konstelasi atau rasi bintang. Nama rasi bintang itu dihubungkan dengan nama tokoh atau makhluk dalam mitologi missal : centauri, orion, gemino, scorpio. Setiap bangsa mempunyai imajinasi sendiri tentang kedudukan bintang dalam satu rasi.

Contoh :

    • Tujuh bintang pada rasi orion, oleh orang Jawa dinamakan bintang Waluku, karena bentuknya seperti waluku, alat pembajak sawah.

    • Rasi bintang scorpio oleh orang Jawa disebut Kelopo Doyong.

    • Di sekitar ekleptika yang melingkar pada bola langit terdapat 12 rasi bintang disebut zodiac. Orang Yunani kuno mengaitkan kedua belas rasi bintang tersebut dengan peramalan nasib man

VISUALISASI BAKTERI


VISUALISASI BAKTERI

4.1. PEWARNAAN

4.1.1. PEWARNAAN NEGATIF

· Tujuan : Untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana

· Metode ini bukan untuk mewarnai bakteri, tetapi untuk mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap.

· Metode ini meliputi pencampuran M.O. didalam setetes tinta India (Nigrosin) lalu menyebarkannya diatas sebuah kaca obyek.

· M.O tampak transparan & tampak jelas diantara medan yang gelap.

· Tidak mengalami pemanasan

PEWARNAAN SEDERHANA

Tujuan : Mempelajari kegunaan pewarnaan untuk mempertinggi kontras antara sel dan kelilingnya dan mengamati ciri-ciri tertentu mikrobe

· Sel-sel M.O. yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir tembus pandang bila diamati dengan mikroskop cahaya.

· Pewarna yang digunakan adalah satu jenis warna.

· Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna sederhana karena sitoplasma basofilik (suka akan basa)

· Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan bermacam-macam tipe mofrologi (kokus, basilus, vibrio, spirilum)


PEWARNAAN GRAM

· Tujuan : Melakukan prosedur pewarnaan gram, memahami pentingnya setiap langkah dalam prosedur, memahami reaksi kimiawi didalam prosedur tersebut.

PEWARNAAN INI MERUPAKAN SALAH SATU YANG DIGUNAKAN UNTUK KLASIFIKASI BAKTERI

· Organisme yang dapat menahan kompleks pewarna primer ungu kristal iodium sampai pada akhir prosedur (sel-sel tampak biru gelap/ungu) àdisebut Gram Positif.

· Organisme yang kehilangan komplek warna ungu pada waktu pembilasan alkohol namun kemudian terwarnai dengan pewarna tandingan safranin sel-sel tampak merah muda à gram negatif.

KUANTIFIKASI MIKROBA

1. Hitungan mikroskopis langsung, menggunakan alat hemasitometer

2. Hitungan cawan (plate count)

3. Pengukuran massa sel (turbidimetrik)


B.

GUNA PEMIARAAN (KULTUR) BAKTERI

Untuk menggampangkan pemeriksaan perlulah diadakan pemiaraan atau biakan bakteri, sehingga sewaktu-waktu perlu, bakteri itu selalu tersedia. Piaraan dapat disimpan di dalam almari es untuk waktu yang lama.

1. PIARAAN CAMPURAN, PIARAAN MURNI

Supaya kita mendapatkan satu spesies saja dalam satu piaraan, maka perlulah diadakan suatu piaraan murni (pure culture). Piaraan murni dapat diperoleh dari piaraan campuran (mixed culture) dengan cara sebagai berikut.

Kalau kita pertama kali mengadakan piaraan, biasanya yang kita peroleh itu suatu piaraan campuran. Misal, kita ambil bahan (sampel) dari udara, dari tanah, dari kotoran; kalau bahan itu kita sebarkan pada medium steril, akan tumbuhlah beraneka koloni yang masing-masing mempunyi sifat-sifat yang khas. Jika kita mengambil bahan dari salah satu koloni tersebut, kemudian bahan itu kita tanam pada medium baru yang steril, maka bahan itu akan tumbuh menjadi koloni yang murni, asalkan pekerjaan pemindahan itu dilakukan dengan cermat menurut teknik aseptik, yaitu menggunakan alat-alat yang steril dan aturan-aturan laboratorium tertentu. Piaraan yang kita peroleh dengan jalan demikian kita sebut piaraan pertama (primary culture), dan sifatnya murni. Piaraan semacam ini dapat disimpan, tetapi tiap-tiap waktu tertentu harus diadakan peremajaan dengan memindahkannya ke medium baru. Piaraan-piaraan yang diperoleh dari piaraan pertama disebut piaraan turunan (sub-culture).

Tiap-tiap laboratorium perlu menyimpan beberapa jenis piaraan murni. Negara-negara yang sudah maju mesti mempunyai koleksi pelbagai piaraan murni; piaraan simpanan itu disebut juga “stock culture”.

Ada piaraan species bakteri yang sewaktu-waktu, yaitu tiap 2 atau 3 bulan sekali, perlu diremajakan, meskipun piaraan itu selalu disimpan di dalam almari es. Untuk meremajakan piaraan itu caranya sama dengan yang telah diceritakan di atas yaitu dengan memindahkan “bibit” dari koloni yang lama kepada medium yang baru. Setelah tanaman baru itu dibiarkan tumbuh beberapa jam dalam temperatur biasa (25o – 27o C), koloni baru ini dimasukkan dalam almari es, untuk diperbaharui 2 atau 3 bulan lagi.

Cara lain untuk menyimpan piaraan murni ialah dengan jalan liofilisasiyang prosedurnya sebagai berikut. Bakteri ditanam didalam air susu yang tidak mengandung lemak atau di dalam serum yang steril. Setelah tumbuh, diambillah 0,1 ml dari medium tersebut untuk dimasukkan ke dalam botol-botol kecil (ampul) yang dari dalam telah dilapisi dengan alkohol yang mengandung CO2 yang kental (temperatur -78oC). Kemudian leher botol itu dipijarkan sehingga tertutuplah botol berisi bakteri itu. Dalam keadaan demikian ini bakteri dapat disimpan sampai bertahun-tahun, asal selalu ada dalam 4oC.

2. DASAR MAKANAN (MEDIUM ATAU SUBSTRAT)

Berupa apakah makanan bakteri itu? Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri ialah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium ialah kaldu cair dan kaldu agar. Medium ini tersusun daripada:

Kaldu bubuk 3 g

Pepton 5 g

Air suling 1000 g

Jika diperlukan medium padat, maka kepadanya ditambahkan 15 g agar-agar. Medium ini disebut medium baku. Untuk keperluan penelitian yang berhubungan dengan serologi perlu ditambahkan 5 g NaCl.

Jika tidak ada kaldu bubuk, bahan itu dapat diganti dengan rebusan daging yang diperoleh sebagai berikut: Ambil barang 0,5 kg daging yang tidak berlemak, rendam dalam 1.000 ml air suling semalam-malaman dalam almari es. Paginya buanglah lemak yang mungkin terdapat mengapung di permukaan air. Kemudian peraslah suspensi lewat kain mori yang halus. Tambahkan air suling kepada filtrat sehingga volume menjadi 1 liter lagi. Kepada medium ini ditambahkan 5 g pepton dan lain-lainnya yang diperlukan, lalu panasi suspensi sampai 100oC selama 20 menit. Akhirnya tuangkanlah suspensi lewat kertas saring, dan tambahkan air suling lagi sehingga volume tetap 1 liter. Medium ini perlu disterilkan dahulu sebelum digunakan untuk memiara bakteri. Juga keasaman medium perlu diatur, biasanya pH 7.

Untuk mengetahui jenis-jenis medium yang lain, yang berkepentingan dipersilakan membaca buku-buku praktikum mikrobiologi atau bakteriologi.


Selanjutnya medium buatan manusia itu dapat berupa:

A. MEDIUM CAIR

Medium cair yang dipakai ialah kaldu yang disiapkan sebagai berikut. Kepada 1 liter air murni ditambahkan 3 g kaldu daging lembu dan 5 g pepton. Pepton ialah protein yang terdapat pada daging, pada air susu, pada kedelai, dan pada putih telur. Pepton mengandung banyak N2, sedang kaldu berisi garam-garam mineral dan lain-lainnya lagi. Medium itu kemudian ditentukan pHnya 6,8 sampai 7, jadi sedikit asam atau netral; keadaan yang demikian ini sesuai bagi kebanyakan bakteri. Kaldu seperti tersebut di atas masih perlu disaring untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi atau botol-botol. Penyaringan dapat dilakukan dengan kertas saring. Setelah tabung atau botol berisi medium kaldu tersebut disumbat dengan kapas, dapatlah mereka dimasukkan ke dalam alat pensteril (autoklaf).

B. MEDIUM KENTAL (PADAT)

Dahulu kala orang lazim menggunakan kentang yang di potong-potong serupa silinder untuk medium. Silinder kentang mentah dibuat dengan pipa besi, lalu potongan-potongan itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian tabung disumbat dengan kapas, dan setelah itu disterilkan di dalam autoklaf. Setelah kentang dingin kembali, permukaan atas dari silinder kentang dapat ditanami bakteri.

Suatu penemuan yang baik sekali ialah medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar. Setelah medium itu disterilisasikan, dan kemudian dibiarkan mendingin, maka kita perolehlah medium padat. Gelatin dapat juga dipakai sebagai bahan pengental – dan memang dahulu orang biasa memakainya – tetapi sejak lama orang lebih suka menggunakan agar-agar. Agar-agar baru mencair pada suhu 95oC, sedangkan gelatin sudah mencair pada suhu 23o C. Dengan demikian medium yang mengandung gelatin perlu disimpan dalam tempat yang lebih dingin daripada temperatur kamar, jika dikehendaki medium tersebut tetap dalam keadaan padat.

Agar-agar ialah sekedar zat pengentai, dan bukan zat makanan bagi bakteri. Gelatin sebaliknya dapat diencerkan oleh enzim-enzim bakteri. Gelatin diperoleh dari rebusan tulang-tulang, jadi gelatin itu zat serupa perekat.

C. MEDIUM YANG DIPERKAYA

Kebanyakan bakteri suka tumbuh pada dasar makanan seperti disebut di atas. Tetapi bakteri patogen seperti Brucella abortus, Mycobacterium tuberculosis, Diplococus pneumoniae, dan Neisseria gonnorhoeaememerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tak mengandung fibrinogen lagi. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental, apabila keluar di luka. Serum atau darah itu dicampurkan ke dalam medium yang sudah disterilkan. Jika pencampuran ini dilakukan sebelum sterilisasi, maka serum atau darah tersebut akan mengental akibat pemanasan. Pada medium buatan Loeffler, serum dicampurkan di dalam dasar makanan sebelum sterilisasi. Medium ini baik sekali untuk memiara basil-basil dipteri. Juga medium yang memerlukan tambahan putih telur dibuat dengan cara demikian. Sering kali orang menambahkan susu atau air tomat kepada dasar makanan untuk menumbuhkan Lactobacillus dan beberapa spesies lainnya.

D. MEDIUM YANG KERING

Pekerjaan laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan telah adanya bermacam-macam medium yang tersedia dalam bentuk serbuk kering. Untuk menyiapkan medium tersebut, cukuplah orang mengambil sekian gram serbuk kering tersebut untuk dilarutkan dalam sekian gram serbuk kering tersebut untuk dilarutkan dalam sekian liter air dan kemudian larutan itu disterilkan. Penentuan pH tidak perlu lagi, karena hal itu sudah dilakukan lebih dulu pada pembuatan serbuk. Periksalah “Difco Manual of dehydrated culture media and reagents for microbiological and clinical laboratory procedures”.

E. MEDIUM YANG SINTETIK

Medium sintetik berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu yang mengandung zat karbon dan nitrogen. Bakteri autotrof dapat hidup dalam medium ini. Bakteri saprofit (istilah lain untuk ini ialah saprobakteri)dapat juga dipiara di dalam medium ini asalkan kepada medium ini ditambahkan natrium sitrat dan natrium amonium fosfat; yang pertama merupakan sumber karbon, sedang yang kedua merupakan sumber nitrogen. Medium ini buatan Koser, dan medium ini berguna untuk membedakan Aerobacter aerogenes dari Escherichia coli; yang pertama dapat hidup dalam medium ini, sedang yang kedua tidak. Medium yang hanya cocok untuk spesies-spesies tertentu, dan tidak cocok untuk spesies-spesies yang lain, itu disebut medium selektif.

Medium sintetik itu umumnya dibuat secara eksperimental. Medium ini tidak menimbulkan zat-zat penolak, apabila masuk tubuh hewan atau manusia. Selanjutnya medium sintetik itu berguna sekali sebagai medium dasar dalam penyelidikan macam-macam vitamin, asam amino dan lain-lain. Penyelidikan macam-macam vitamin, asam amino dan lain-lain. Penyelidikan tentang ada tidaknya zat-zat tertentu dengan menggunakan mikroorganisme itu disebut analisis zat jadi atau bio-assay.

3. STERILISASI MEDIUM DAN ALAT-ALAT

Kita semua dapat memaklumi, andaikata medium dan alat-alat yang kita pergunakan dalam inokulasi itu tidak steril, niscayalah kita tidak akan mungkin memperoleh piaraan bakteri yang kita inginkan. Maka langkah-langkah pertama yang harus kita ambil sebelum kita mengadakan inokulasi ialah mengusahakan sterilnya medium serta alat-alat perlengkapannya. Lagi pula, kita harus menguasai teknik inokulasi.

BEBERAPA CARA UNTUK MENSTERILKAN MEDIUM

a. Dalam aba 18 orang mensterilkan medium cukup dengan mendidihkan medium tersebut selama beberapa jam. Dengan jalan ini maka matilah semua benih kehidupan. Cara yang demikian ini dilakukan oleh Spailanzani (1729 – 1799) untuk membuktikan tidak mungkinnya abiogenesis.

b. Tyndallisasi. Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap untuk beberapa menit saja. Sehabis didiamkan satu hari – selama itu spora-spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetatif – maka medium tersebut dididihkan lagi selama beberapa menit. Akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut dididihkan sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperolehlah medium yang steril, dan lagi pula, zat-zat organik yang terkandung di dalamnya tidak mengalami banyak perubahan seperti halnya pada (a).

c. Dengan autoklaf, yaitu alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap. Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam autoklaf ini selama 15 sampai 20 menit; hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan itu lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoklaf ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka, dan temperatur akan terus menerus naik sampai 121o C. Biasanya autoklaf sudah diatur demikian rupa, sehingga pada suhu tersebut, tekanan ada sebesar 15 lbs (pounds) per inch persegi yang berarti 1 atmosfer per 1 cm2. Perhitungan waktu 15 atau 20 menit itu dimulai semenjak termometer pada autoklaf menunjuk 121oC. Setelah cukup waktu, maka kran uap ditutup, dan dengan demikian akan kita saksikan, bahwa suhu mulai turun sedikit demi sedikit, demikian pula manometer. Autoklaf tidak boleh dibuka sekonyong-konyong. Jika diperbuat demikian, maka isi botol yang ada di dalam autoklaf akan meluap ke mana-mana. Baiklah kita menunggu sampai manometer menunjukkan 0, barulah autoklaf kita buka. Pendinginan dilakukan sedikit demi sedikit. Jika medium mengandung vitamin, gelatin atau bangsa gula, maka setelah sterilisasi sependek-pendeknya dalam autoklaf, medium tersebut haruslah segera didinginkan sesudahnya dikeluarkan dari autoklaf. Perbuatan ini perlu untuk menghindarkan terurainya zat-zat tersebut. Medium yang sudah steril dapat disimpan dalam almari es.

Gambar Prinsip suatu autoklaf. Di sini uap air diperoleh langsung dari air yang mendidih dalam periuk, tidak dari sumber lain lewat pipa yang ada krannya.

d. Dengan penyaringan (filtrasi). Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan tanah diatom. Dengan jalan ini, maka zat-zat organik tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Hanya sayang, virus tak dapat terpisah dengan penyaringan, medium masih perlu dipanasi dalam autoklaf, meskipun tidak selama 15 menit dengan temperatur 121o C. Penyaringan dapat dilakukan juga dengan saringan yang dibuat dari asbes. Saringan ini lebih murah dan lebih mudah penggunaannya daripada saringan porselin. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselin terlalu mahal untuk dibuang, dan terlalu sulit untuk dibersihkan.

PENSTERILAN GELAS-GELAS

Gelas, botol, pipa, pipet yang sudah bersih tidak disterilkan di dalam autoklaf, karena barang-barang tersebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari gelas dimasukkan di dalam oven kering selama 2 – 3 jam pada temperatur 160o – 170o C; hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan dalam oven. Kapas masih dapat bertahan dalam oven kering selama waktu dan pada temperatur seperti tersebut di atas. Alat-alat yang belum bersih dan belum kering tidak boleh dimasukkan dalam oven kering.

Pensterilan alat-alat dapat pula dilakukan dengan gas etilen oksida. Hal ini harus dikerjakan dengan hati-hati, karena ada bahaya letusan.

4. PENANAMAN BAKTERI (INOKULASI)

Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru minta banyak ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut-paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril; ini untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan.


A. MENYIAPKAN RUANGAN

Ruang tempat inokulasi itu kecil, bersih, dan bebas angin. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel kepadanya. Pada waktu mengadakan inokulasi, baik sekali jika meja tempat inokulasi itu didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan juga di dalam suatu kotak berkaca (ent-kas). Dalam laboratorium untuk membuat vaksin, serum dan sebagainya, udara yang masuk ke dalam ruangan itu dilewatkan saringan yang disinari dengan sinar ultra-ungu.

B. PEMINDAHAN DENGAN KATA INOKULASI

Ujung kawan inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom;