Cara Efektif Menguji Kesuburan Tanah
Kesuburan  tanah merupakan faktor vital yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan  perkembangan tanaman. Namun demikian, saat ini petani belum memiliki  pedoman khusus untuk mengetahui apakah suatu tanah masih subur atau  tidak. Untuk itu dengan beberapa pengujian yang dapat dilakukan pada  uraian ini setidaknya dapat menjadi sebuah pedoman sementara untuk  mengindikasikan tingkat kesuburan suatu lahan sebelum alat test  kesuburan tanah tersebut dapat diadopsi.
  Tanah merupakan elemen  dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah  mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun  kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok  tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi  apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan  efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah  dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah  dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang  memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus  memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik  yang menguntungkan.
  Tanah yang semula subur dapat berkurang  kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan  seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat.  Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang  terkandung didalamnya pun sedikit demi sedikit akan berkurang.
Tanah  yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan  perkembangan tanaman
  Hilang atau berkurangnya kandungan  unsur dalam tanah yang disebabkan penanaman yang terus menerus dapat  mengakibatkan tanah menjadi miskin. Bila hal itu kita biarkan maka  tanaman yang kita budidayakan di tanah tersebut tidak akan tumbuh dan  berproduksi secara maksimal. Akhirnya pendapatan yang kita terima pun  menjadi berkurang. Meskipun kesuburan tanah bukan satu-satunya hal yang  mutlak harus dipenuhi, namun tanah yang subur merupakan elemen penting  yang turut menunjang keberhasilan dalam usahatani. Dengan pertimbangan  seperti itulah pengujian atau evaluasi kesuburan tanah tempat kita  menanam mutlak dilakukan. Hal ini bukan saja untuk mengetahui tingkat  kesuburan tanah kita namun juga sebagai acuan/patokan akan dosis pupuk  yang harus diberikan agar optimal. Ada beberapa cara yang dapat  dilakukan untuk mengetahui kesuburan suatu tanah diantaranya : (1)  melihat citra tanaman di lapangan , (2) uji tanaman, (3) uji biologi dan  (4) uji tanah.Grafik pengaruh dosis pupuk Kalium terhadap produksi  jagung pada tanah yang memiliki kadar K rendah dan sedang
Citra  Tanaman di Lapang
  Penilaian kesuburan tanah berdasarkan citra  tanaman di lapang dapat dilakukan dengan melihat langsung (visual) dari  penampakan pertumbuhan tanaman yang abnormal di lapangan. Kelainan  pertumbuhan ini dapat disebabkan oleh karena kekurangan beberapa unsur  hara, dapat juga disebabkan oleh kelebihan unsur hara (keracunan) dalam  tanah. Penggunan alat penolong berupa gambar (foto) berwarna akan sangat  membantu untuk pengenalan tanaman sehat atau tanaman tersebut terhadap  tanaman pengganggu kahat suatu unsur hara. Gejala kahat unsur hara dapat  berupa : a) terhambatnya pertumbuhan tanaman, b)kelainan dalam warna  daun tanaman, kahat N ; daun kuning membentuk huruf V, kahat phospat  ditandai dengan daun kuning keputihan, kahat Fe tepi daun berwarna ungu  kemerahan, c) nekrosis (matinya jaringan) misalnya keringnya pinggiran  daun pada tanaman kedelai akibat kekurangan kalium dan yang terakhir d)  bentuk yang abnormal dari bagian-bagian tanaman.
Uji tanaman
   Uji tanaman ini didasarkan pada anggapan/asumsi bahwa unsur hara di  dalam tanaman berhubungan dengan unsur hara di dalam tanah. Dari hasil  uji tanamandidapat kadar dari unsur hara dalam tanah, dimana hal ini  dapat digunakan sebagai dasar atau patokan untuk menilai kesuburan  tanah. Kadar tersebut kemungkinan berada pada suatu titik yang kritis,  dimana telah diperlukan pemupukan. Misalnya kadar phospor sekitar 0.3 %  dalam daun jagung yang berada di bawah tongkol terbawah adalah berada  pada titik kritis.
Uji biologi
  Uji biologi terhadap  kesuburan tanah dapat dilakukan sebagai berikut : 1) percobaan di  lapangan, 2) percobaan Green house dan 3) percobaan mikrobiologi.  Percobaan lapangan merupakan percobaan yang dilakukan dengan sejumlah  perlakuan pemupukan dengan beberapa ualangan serta menggunakan tanaman  indikator. Percobaan green house yaitu percobaan pengujian tanah dengan  menggunakan sejumlah tertentu tanah dalam pot dengan menggunakan tanaman  tertentu sebagai indikator. Sedangkan percobaan mikrobiologi didasarkan  atas asumsi bahwa adanya beberapa jenis mikroorganisme tanah mempunyai  kelakuan hampir sama dengan tumbuhan tingkat tinggi, selanjutnya  mikroorganisme tersebut sensitif terhadap kekurangan unsur hara. Sebagai  contoh Azotobacter dimana tumbuha ini akan terhambat pertumbuhan maupun  perkem-bangannya bila dalam keadaan tanah kekurangan unsur Kalium,  Phospor dan Kalsium.
Salah satu cara pengujian tanah adalah  dengan melihat gejala kerusakan yang terjadi pada tanah. Berikut adalah  photo gejala kerusakan pada tanaman yang terkait dengan unsur hara  searah jarum jam. (1)Gejala kekurangan N pada tanaman kacang, (2) Gejala  kekurangan P pada tanaman kentang, (3) dan (4) gejala kelebihan unsur N  pada sorgum,(5)Kekurangan Potasium (K) pada tanaman jagung
Uji  Tanah
  Uji tanah adalah berdasarkan konsep bahwa tanaman akan  memberikan respon/ reaksi terhadap pemebrian pemupukan dimana bila kadar  hara tersebut kurang atau jumlah yang tersedia tidak cukup untuk  pertumbuhan tanaman yang normal. Sebagai contoh adalah jumlah Kalium  yang dapat dipertukarkan merupakan indikasi dari Kalium tersedia untuk  tanaman. Semakin tinggi jumlah dari kalium yang dapat dipertukarkan  dalam tanah, semakin berkurang respon tanaman tersebut terhadap  pemupukan Kalium. Keadaan ini dapat digambarkan dalam gambar sebagai  berikut:
  Saat ini ada dua jenis uji tanah yang sering dikembangkan  sehubungan dengan status unsur hara dalam tanah yaitu : (1) Uji total,  adalah mengetahui total unsur yang terdapat dalam tanah dengan tidak  memandang bentuk dan tingkat ketersediaan sesuatu unsur hara untuk  tanaman (2) Uji partial adalah memberikan keterangan mengenai tingkat  ketersediaan sesuatu unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
  Dalam  uji tanah ini sangat diperlukan seseorang yang benar-benar ahli dan  berpengalaman serta terlatih secara tehnis dan sepenuhnya mengerti  prinsip-prinsipilmiah yang mendasari prosedur lapangan umum.
SIFAT FISIK TANAH
A. WARNA TANAH
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief, 1979).
Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga mineralogi tanah (Thompson dan Troen, 1978).
Mineral-mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan berwarna agak terang (light). Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu berwarna agak kelabu terang, jika terdiri dari mineral-mineral serupa itu yang sedikit mengalami perubahan kimiawi.
Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari bahan organik yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan organik di dalam tanah diestimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam tanah akan mengahsilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.
B. TEKSTUR
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986).
            Tekstur tanah adalah  perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu  
Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar.
Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau kelompok-kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi kimianya, warna, berat atau sifat lainnya. Kelompok partikel ini pula disebut dengan “separate tanah”. Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah itu dipisahkan disebut analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986).
Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan kecepatan air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986).
C. STRUKTUR
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.
Tipe struktur terdapat empat bentuk utamanya yaitu :
a. bentuk lempung
b. bentuk prisma
c. bentuk gumpal
d. bentuk spheroidel atau bulat
Keempat bentuk utama di atas akhirnya menghasilkan tujuh tipe struktur tanah. Suatu pengertian tentang sebab-sebab perkembangan struktur di dalam tanah perlu diperhatikan, karena sturktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat berubah karena pengelolaan tanah.
Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikel-partikel tanah mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini kadang-kadang sampai ke tahap perkembangan struktural yang mantap.
Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi pertanian (Hakim et al., 1986).
D. KADAR AIR
Menurut Hakim et al (1986), metode umum yang biasa dipakai untuk menentukan jumlah air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah yang lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan lembab sering bergejolak dengan keadaan air.
Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim juga berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman (Hanafiah, 2005).
E. BULK DENSITY (KERAPATAN ISI)
Kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven, biasanya ditetapkan dalam g/cc (Hakim et al, 1986). Menurut Hardjowigeno (1987), bulk density dapat digunakan untuk menghitung ruang pori total dengan dasar bahwa kerapatan zarah tanah adalah 2,65 g/cc. Metode penentuan bulk density yang paling sering digunakan adalah dengan ring sampel atau metode clod gumpalan tanah yang dicelupkan ke dalam cairan plastik yang kemudian ditimbang dan di dalam air untuk mengetahui berat dan volume dari clod gumpalan isi.
Ditambahkan oleh Hanafiah (2005), bahwa nilai kerapatan 
  
  
Tidak ada komentar:
Posting Komentar